Langkah Berani Nottingham Forest: Larangan untuk Gary Neville dan Imbasnya bagi Dunia Sepak Bola
Kontroversi yang Menggema: Neville Dilarang Masuk Stadion
Nottingham Forest menjadi sorotan usai mengambil keputusan kontroversial: melarang Gary Neville, analis senior Sky Sports, hadir secara langsung di City Ground untuk pertandingan Premier League melawan Chelsea, 19 Mei 2025. Keputusan itu muncul di tengah memanasnya hubungan antara pihak klub dan Neville, yang dikenal kritis dalam analisisnya.

Larangan tersebut muncul setelah Neville mengkritik keras pemilik Forest, Evangelos Marinakis, atas insiden yang terjadi di ruang ganti usai hasil imbang 2-2 kontra Leicester City. Marinakis dilaporkan masuk ke ruang ganti dan “menghadapi” pelatih Nuno Espírito Santo dengan nada tinggi. Neville menyebut tindakan itu sebagai bentuk “kekacauan manajemen” yang tidak profesional.
Reaksi Industri dan Ketegangan dengan Media
Sky Sports, yang memiliki hak siar resmi Premier League, menyatakan kekecewaannya dan memilih untuk tidak mengirim tim ke stadion. Alih-alih menayangkan dari lokasi pertandingan seperti biasanya, mereka memindahkan liputan ke studio London. Neville juga menyatakan tidak akan mengambil bagian dalam siaran, menilai situasi ini sebagai pelanggaran atas kebebasan pers dan profesionalisme jurnalisme olahraga.

Banyak tokoh sepak bola dan jurnalis menilai tindakan Forest sebagai bentuk pembatasan terhadap suara kritis. Beberapa menilai klub berhak menentukan siapa yang boleh berada di area mereka, namun banyak juga yang menganggap larangan ini sebagai bentuk sensor yang tidak sehat dalam demokrasi sepak bola modern.
Akar Konflik: Dimulai dari Kritik VAR
Konflik antara Neville dan Forest sudah terjadi sejak bulan April 2025. Ketika itu, Forest mengeluarkan pernyataan resmi usai kekalahan dari Everton, menuduh VAR Stuart Attwell memiliki konflik kepentingan karena diketahui sebagai pendukung Luton Town, rival langsung mereka dalam klasemen.
Neville menanggapi pernyataan itu dengan tajam. Ia menyamakannya dengan “retorika geng mafia” yang berpotensi membahayakan reputasi profesional wasit. Pernyataan itu memicu kemarahan besar dari pihak Forest, yang bahkan mempertimbangkan tindakan hukum terhadap Sky Sports.
Meski pada akhirnya tidak membawa perkara ke ranah hukum, hubungan antara Forest dan jaringan media Inggris itu tetap membeku. Larangan terhadap Neville hanya mempertegas jarak yang sudah tercipta.
Pertandingan Krusial Dibayangi Polemik
Pertandingan melawan Chelsea adalah salah satu laga terpenting Forest musim ini. Hasil pertandingan akan menentukan apakah mereka lolos ke Eropa atau tidak. Namun, ketegangan off-pitch kini justru mengalihkan perhatian dari performa tim.
Para penggemar kini terpecah: sebagian mendukung langkah klub, melihatnya sebagai cara melindungi integritas internal. Sementara yang lain khawatir reputasi klub akan rusak akibat sikap defensif terhadap kritik terbuka.
Banyak yang menyayangkan waktu pengumuman larangan ini. Mengumumkannya hanya beberapa hari sebelum pertandingan besar membuat suasana semakin tegang. Padahal, stabilitas dan konsentrasi tim sangat dibutuhkan di penghujung musim yang menegangkan.
Dampak Jangka Panjang dan Hubungan Klub-Media

Larangan terhadap Gary Neville menciptakan preseden baru dalam hubungan antara klub dan media. Apakah klub sekarang memiliki wewenang mutlak untuk memilih media atau pakar yang bisa meliput mereka? Apakah ini akan menjadi tren di masa depan?
Jika klub lain mengikuti langkah Forest, maka masa depan kebebasan pers olahraga di Inggris bisa berada di ambang perubahan besar. Kritikus khawatir bahwa tindakan seperti ini akan mempersempit ruang untuk analisis jujur dan membatasi opini independen yang selama ini menjadi bagian penting dari diskursus publik dalam sepak bola.
Penutup: Kontroversi yang Mencerminkan Perubahan Iklim Sepak Bola
Terlepas dari hasil akhir di lapangan, satu hal sudah pasti: larangan ini telah mengubah dinamika relasi klub-media secara signifikan. Nottingham Forest mungkin telah mempertaruhkan reputasi mereka dalam jangka pendek demi kendali narasi.
Namun, dunia sepak bola akan terus mengamati. Apakah ini bentuk keberanian, atau justru cerminan sensitivitas yang tidak sehat terhadap kritik? Waktu akan menjawabnya.
